Hukum Makan Daging Aqiqah Nazar
Hukum makan daging aqiqah kita sendiri.
Hukum makan daging aqiqah nazar. Ini kerana kewajipan sesuatu nazar tersebut bergantung kepada tercapainya sesuatu yang dinazarkan. Pertama pemilik kurban nadzar tidak boleh ikut memakannya dan wajib dia serahkan seluruhnya kepada orang lain. Bersamaan dengan pencukuran rambut bayi dan pemberian nama bayi islami untuk laki laki maupun nama bayi islami untuk perempuan. Aqiqah nazar pada kategori ini aqiqah menjadi wajib karena orang tua telah bernazar atau menyanggupi dan menentukan kambing tertentu yang akan digunakan untuk mengaqiqahi anaknya maka dia dan orang yang wajib dinafkahinya termasuk ibu dari anak yang diaqikahi dilarang memakan daging tersebut seperti halnya dalam permasalahan qurban.
Sementara itu sunat bagi orang yang beraqiqah memakan sebahagian kecil daripada daging binatang yang diaqiqahkan selagi mana aqiqahnya itu bukan aqiqah wajib aqiqah nazar atau aqiqah kerana wasiat dalam hal memakan menyedekah dan menghadiahkan daging aqiqah tersebut sama keadaannya dengan korban. Ini adalah pendapat hanafiyah syafiiyah dan mayoritas madzhab hanbali. Ulama berbeda pendapat tentang hukum makan daging kurban wajib bagi shohibul kurban pelaku qurban. Maka wajib untuk menyedekahkan keseluruhan bahagian binatang korban wajib tersebut kepada orang lain.
Waktu pelaksanaan aqiqah sendiri disunnahkan pada hari ke tujuh kelahiran si bayi. Jadi keluarga yang ingin ikut menyantap menu aqiqah anaknya sngat diperbolehkan. Padahal sebenarnya informasi yang mengatakan bahwa orang tua tidak boleh ikut makan daging aqiqah anaknya adalah salah. Perkataan demikian hakikatnya tidak memiliki dasar pijakan baik dari alquran hadits maupun ijma ulama.
Hukum memakan daging aqiqah adalah mubah. Adapun daging yang dikorbankan untuk korban nazar adalah haram dimakan ke atasnya.